Anda mungkin
gemas melihat cowok Anda tutup mulut, tak membagi rahasianya dengan Anda -bisa
tentang mantan pacarnya yang menghubunginya lagi, masalah kantor yang
membuatnya pusing atau sikap Anda yang tidak pas di hatinya. Jangan senewen
dulu. Bisa jadi dia memang belum merasa nyaman untuk berbagi hal-hal
pribadinya, atau bisa jadi dia hanya gerah menghadapi bombardir pertanyaan
interogatif Anda. Berikut ini Tips manis membuatnya bicara tentang rahasianya:
1. Bertanya
Langsung. Lelaki
biasa tidak paham bahasa sindiran. Jadi, daripada Anda sibuk mencari jawaban
sendri, bertanyalah langsung kepadanya apa yang Anda ketahui dari sumbernya.
Kalau Anda bertanya secara baik-baik, tidak menuduh, menghakimi dan mrepet
seperti petasan, mungkin dia mau lebih terbuka. Terlebih dahulu yakinkan
dirinya bahwa pengakuan dia tidak akan mempengaruhi perasaan Anda kepadanya.
Katakan secara jelas bahwa kebungkaman dia mengusik Anda dan itu tidak sehat
untuk hubungan Anda berdua.
2. Rayuan
Maut. Lelaki
paling tidak tahan dirayu. Untuk membuka mulutnya, Anda hanya perlu sedikit
ilmu merayu. Ajaklah dia ke suatu tempat menyenangkan, makan di resto
favoritnya, atau kegiatan menarik lainnya. Bangun komunikasi yang ringan,
bercanda atau bermesraan. Pokoknya, lancarkan jurus-jurus maut Anda. Ketika dia
telah merasa rileks, ajukan pertanyaan yang Anda inginkan. Katakan dengan nada
ringan bernada pancingan seperti, “Hubungan kamu dan mantan pacara pasti
romantis banget ya, kenapa sih putus? Sudah ga sayang lagi ya?” Karena
sudah terbuai dengan ‘service‘ yang Anda berikan, dia mungkin akan
bicara tanpa rasa tertekan.
3.
‘Pancingan Kodok’. Kalau ingin
dia berterus terang, maka Anda terlebih dahulu harus jujur. Bagaiaman mau
membuka mulut, jika dia tahu Anda sendiri sebenarnya berahasia. Pancing dia
dengan menceritakan rahasia Anda. Kalau merasa nyaman dengan obrolan yang
terjalin, dia pasti akan sediti demi sedikit berbicara. Asal, Anda tahan dan
siap mental saja dengan pengakuannya -misalnya memang pengakuannya tidak
mengenakan hati Anda.
4. Memilih
Momen. Terkadang
Anda suka melancarkan pertanyaan pada momen yang kurang tepat. Ketika wajahnya
terlihat lelah dan kondisinya memang sedang tidak ingin bicara. Anda justru
mencencarnya. Wajar saja dia menjadi bad mood dan memilih diam. Pilih
saat yang paling pas, ketika wajahnya seperti baru saja kejatuhan rejeki, atau
saat cuaca hatinya memang baru cerah. Di saat seperti ini, biasanya informasi
akan lebih mudah dikorek.
5. Ajukan
Bukti. Kalau Anda
malas berpanjang-panjang bicara, cara yang mudah untuk membuatnya mengaku
adalah dengan mengajukan bukti-bukti akurat. Biasanya kalau sudah kepepet seperti
itu, dia tidak bisa berkutik. Apapun komentar dan dalihnya, tanggapi dengan
kepala dingin. Berteriak tidak akan membuatnya bersimpati. Malah dia akan
defensif.
6. No
Comment. Ketika dia
akhirnya mulai membuka percakapan yang menyerempet rahasia yang selama ini
ditutupinya, jangan buru-buru berkomentar atau menampilkan ekspresi yang
membuatnya menghunus kampak perang. Apalagi menertawakannya. Kalau Anda
melakukan itu, dia pasti serta merta mengalihkan pembicaraannya. Sebainya
dengarkan saja ceritanya sampai tuntas. Setelah itu giliran Anda menanggapinya.
Sekaget apapun Anda atas pengakuannya, jangan perlihatkan ekspresi wajah yang
berubah drastis. Terkadang mereka takut terbuka karena takut akan reaksi Anda
yang berlebihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar